Minggu, 17 April 2011

Pidato 17 Agustus

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Yang terhormat Bapak Kepala Sekolah.

Yang terhormat Bapak, Ibu Guru serta Staff Sekolah.

Dan teman-teman yang saya sayangi.

Pertama-tama saya ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya kita dapat berkumpul di tempat dan waktu yang baik ini. Tak lupa juga shalawat serta salam saya curahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang senantiasa mendoakan kita semua para umatnya agar selalu berada dalam keselamatan.

Teman-teman yang saya sayangi. Bertepatan dengan perayaan hari jadi Republik Indonesia yang ke-65 ini, saya akan berpidato mengenai pentingnya perayaan kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus ini. Perayaan ini dilakukan untuk mengenang jasa para pahlawan yang dapat mempertahankan dan merebut kembali negara Republik Indonesia hingga akhirnya pada tanggal 17 agustus 1945, Jepang menyerahkan kemerdekaan kepada Republik Indonesia dan pulang kembali ke negaranya. Juga untuk mengenal tokoh-tokoh bersejarah siapa sajakah yang terlibat di dalamnya. Soekarno dan Moh.Hatta yang merumuskan naskah proklamasi akhirnya diangkat menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik. Sayuti Melik, orang yang mengetik naskah proklamasi. Sukarni, pemuda yang memimpin pergerakan nasional dalam memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia. Juga ibu Fatmawati yang menjahit bendera merah putih pertama. B.M Diah, seorang wartawan yang mempublikasikan kabar kemerdekaan Republik Indonesia. Ada juga petugas pengibar bendera pada tanggal 17 agustus 1945 diantaranya Latif Hendraningrat, S. Suhud dan Tri Murti sebagai pemegang baki bendera merah putih. Dan masih banyak lagi tokoh-tokoh yang namanya dikenang melalui kemerdekaan Republik Indonesia. Tidakkah kalian bangga dengan mereka dan ingin nama kalian tertulis dalam sejarah seperti mereka. Di era globalisasi ini untuk mengukir nama kita dalam sejarah tidaklah harus menjadi pejuang-pejuang seperti pahlawan-pahlawan terdahulu, melainkan menjadi pahlawan di lain hal seperti membuat inovasi-inovasi baru dalam berbagai hal agar nama kita dikenal dan dikenang sepanjang masa.

Jepang sebagai penjajah mungkin buruk dimata negara-negara jajahannya, namun sebenarnya ada sisi positif yang dapat kita ambil darinya, yaitu bagaimana mereka menjadi maju seperti sekarang karena dapat menghargai waktu semaksimal mungkin untuk mencapai suatu target, berbeda dengan kita yang justru memanfaatkan waktu semaksimal mungkin untuk kegiatan yang sia-sia, contohnya saja bagi para pelajar seperti kita di Jepang, mereka lebih mengutamakan belajar bahkan suka sekali mengikuti pelajaran tambahan dan juga kursus-kursus, bandingkan dengan kita yang terkadang malah sering bolos saat kursus dan pelajaran tambahan, belajarpun hanya sks atau sistem kebut semalam saat ada ujian saja. Kita sebagai siswa harus bisa memfilter budaya-budaya dari luar, ambil baiknya dan buang buruknya.

Teman-teman yang saya sayangi, sebenarnya kita memiliki potensi yang sama dengan negara-negara lain, bukankah Allah SWT tidak membeda-bedakan manusia kecuali pada amalan yang dibuatnya, orang pintarpun sebenarnya tidak ada, yang ada hanyalah orang rajin dan orang malas, orang pintarpun ada karena mereka rajin, bahkan lihatlah betapa melimpahnya sumber daya alam yang kita miliki. Untuk itu di hari kemerdekaan ini marilah kita merubah diri untuk dapat memanfaatkan waktu, potensi, dan sumber daya alam yang ada sebaik mungkin agar kita dapat terus memerdekakan dan memajukan negara Republik Indonesia kita yang tercinta ini, sehingga makin dikenal oleh dunia internasional. Dapat kita lihat juga kutipan yang menyatakan “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya dan mengisi kemerdekaan dengan hal-hal baik”. Sekian pidato dari saya, terima kasih atas perhatiannya dan mohon maaf apabila ada kesalahan.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

0 komentar: